KISAH NABI NUH
يُُشُُف
Nabi Nuh adalah keturunan yang kesepuluh dari Nabi Adam. Beliau diutus oleh Allah untuk memberikan peringatan yang jelas kepada kaumnya untuk menyembah kapada Allah , bertaqwa kapada-Nya, karena pada masa itu banyak orang menyembah berhala, dan dianggap sebagai Tuhan. Terdapat beberapa jenis berhala pada waktu itu , antara lain : Waad , Suwaa’, Yaghust , YA’quq dan Nasr .
Walaupun berkali-kali Nabi Nuh memberi peringatan kepada kaumnya, akan tetepi mereka banyak yang menentangnya bahkan mengejeknya, dan setiap diperingatkan akan siksa dan adzab Allah, mereka memasukan jari mereka ke dalam telinganya dan menutup baju kemukanya. Mereka tetap mengingkarinya dan menyombongkan diri dengan sangat. Sedang waktu yang dipergunakan untuk menyeru kaumnya itu selama 950 Tahun. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an
Surat Al Ankubat ayat 14 , yang artinya :
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kapada kaumnya , maka ia tinggal diantara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Mereka ditimpa banjir besar , dan mereka adalah orang-orang yang dzalim.”
Nampaknya seruan Nabi Nuh dengan cara sabar dan lemah lembut tidak merubah sedikitpun dari kesesatan kaumnya. Lalu Nabi Nuh mengajak berdebat tangan kekerasan kepada kaumnya dengan membawa bukti yang nyata , Nabi Nuh berkata : “Hai kaumku, bagaimana jika sayamempunyai bukati yang nyata dan kuat dari Tuhan-ku, apakah kamu masih tidak beriman. Apakah dapat di benarkan bila saya membenci kesombonganmu sebagai balas atas keingkaranmu terhadap seruanku?, padahal saya tidak meminta upah sedikitpun dalam memberikan peringatan, akan tetapi hanyalah mendapatkan ridlo dan pahala dari Allah semata.”, Kaumnya berkata : “sungguh kami akan beriman kepadamu selama pengikutmu yang lemah itu kamu usir dari sisimu”. Nabi Nuh menjawab : “Sampai kapanpun saya tidak akan mengusir mereka, karena permintan dan penghinaanmu terhadapnya, sebab mereka hanya ingin mendekatkan diri kepada Allah dan akan bertemu dengan Tuhanya nanti pada hari kiamat bersama pahalan mereka”.
Kamudian mereka berkata : “Hai Nabi Nuh, telah banyak yang diperdebatkan kepada kami dan cukup lama waktu yang sudah dipergunakan untuk berdebat, lalu sekarang datangkanlah kapada kami siksa, jika kamu termasuk orang yang benar.”, lalu Nabi Nuh menjawab : “ Sesungguhnya yang dapat mendatangkan siksa itu hanyalah Allah semata, jika Allah menghendaki maka tiada seorangpun yang mampu menghindarkan diri”. Kemudian Nabi Nuh berdo’a kepada Allah : “Ya Tuhanku, janganlah engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang dzalim itu dengan kebinasaan”.
Kemudian Allah mengabulkan do’a Nabi Nuh dengan menyuruh membuat bahtera atas petunjuk Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat Huud ayat 37 yang Artinya :
“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan janganlah kamu bicarakan degan aku tentang orang-orang yang dzalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan”.
Lalu mulai Nabi Nuh membuat bahtera dengan mengumplkan kayu-kayu dan paku-paku. Kemudian kayu itu dipotong menjadi kepingan-kepingan papan yang siap di bentuk bahtera dengan memaku dan menyatukan anatara kepingan papan yang satu dengan kepingan papan yang lain. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nabi Nuh mereka selalu mengejek kamu, “maka sesungguhnya kamipun akan mengejek kamu sebagaimana kamu kamu mengejek kami”.
Dan setelah bahtera itu selesai, lalu Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat dari masing-masing biatang jantan dan betina, keluarganya yang beriman, serta orang-orang yang beriman dengan mendahulukan kaki yang kanan dan menyebut nama Allah diwaktu berlayar dan berlabuh, kemudian ketika itu terlihat ada air memencar dari tanah yang disertai dengan angin taufan dan hujan yang lebat, maka terjadilah banjir yang luar biasa untuk menghancurkan orang-orang kafir, termasuk anaknya Nabi Nuh sendiri.
Kemudian setelah banjir itu menggenangi seluruh permukaan bumi dan orang-orang kafir telah binasa, lalu Allah berfirman : “ Hai bumi telanlah airmu dengan hai hujan berhentilah”, lalu lenyaplah air banjir itu dan bahtera Nabi Nuh terdampar diatas bukit judi yang terletak di Armenia sebelah selatan yang berbatasan dengan Mesopotamia. Lalu turunlah semua pengikut Nabi Nuh dan semua pasangan binatang, dan mereka kembali hidup seperti semula, hanya saja orang-orang yang dzalim tidak ada lagi, yang ada hanyalah orang-orang yang beriman saja.
Clock
About Me

- OCIN AHDUY
- aku adalah seorang pelajar yang tidak jauh berbeda dengan pelajar -pelajar lainya dengan rutinitas yang cukup melelahkan.
Posting Komentar