Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Latar belakang Jepang Menduduki Indonesia
Sejak restorassi meiji,Jepang telah melakukan usaha usaha pembaruan yang mengakibatkan kemajuan dalam berbagai bidang.seperti ilmu pengetahuan,ekonomi,politikdan kekuasaan.
Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7 Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura, yang akan dilanjutkan ke Jawa. Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
Hari minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam dua gelombang. Pengeboman Pearl Harbor ini berhasil menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang lain. Selain itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika. Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang.
Perang Pasifik ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
2.Masuknya Jepang ke Wilayah Indonesia
Jepang mulai menguasai Indonesia yg di awali dengan menguasai Tarakan-Kalimantan Timur(11 Januari 1942)kemudian diteruskan ke wilayah Indonesia lain.Setelah menguasai wilayah Indonesia di luar Jawa,Jepang kemudian memusatkannya ke pulau Jawa.
Serbuan Jepang ke Indonesia yg demikian besar membuat tentara Belanda tidak mampu bertahan sehingga pada 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat pada Jepang di Kali Jati(Jawa Barat).Sejak saat itu,Indonesia dikuasai oleh Jepang.
3.Pemerintahan Jepang di Indonesia
Dalam pelaksanaan system pemerintahan,kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh 2 angkatan perang,yaitu angkatan darat (rikugun) dan angkatan laut (kaigun). Dalam hal ini Indonesia dibagi menjadi 3 wilayah kekuasan, yaitu sebagai berikut:
a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di bawah kekuasaan rikugun.
b. Daerah Sumatra dan Semenanjung Tanah Melayu dg pusatnya Singapura berada di bawah kekuasaan rikugun.
c. Daerah Kalimantan,Sulawesi,Nusa Tenggara,Maluku,dan Irian berada di bwah kekuasaan rikugun.
Dengan meningkatnya perang pasifik angkatan perang Jepang semakin melemah kemudian Jepang mengubah sikapnya terhadap negeri jajahan yeng di dudukinya.pada pertengahan bulan September 1943 diangkat 7 penasihat (yanko) bangsa Indonesia yaitu sebagai berikut:
a. Ir.Soekarno untuk Departemen Urusan Umum (somubu).
b. Mr.Suwandi dan dr.Abdul Rasyid untuk biro pendidikan dan kebudayaan Departemen dakam negeri(naimububunkyoku)
c. Prof. Dr.Mr.Supomo untuk Departemen kehakiman (shihobu)
d. Mochtar bin Prabu Mangku Negoro untuk Departemen lalulintas(kotsubu)
e. Mr. Muh. Yamin untuk Departemen Propaganda (sendenbu)
f. Prawoto Sumodilogo untuk Departemen ekonomi (sangyobu)
4. Organisasi Bentukan Jepang
Jepang selalu berusaha untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Tujuannya agar bangsa Indonesia memberi bantuan kepada pasukan Jepang. Maka untuk menarik simpati bangsa Indonesia tersebut dibentuklah orgnisasi resmi antara lain sebagai berikut :
a. Gerakan Tiga A
Slogan Gerakan Tiga A Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin, S.H. Dalam perkembangan selanjutnya gerakanini dibubarkan karena tidak bisa menarik simpati rakyat dan diganti dengan Putera dan Peta.
b. Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)
Pada tahun 1943 dibentuk organisasi Putera di bawah pimpinan “Empat Serangkai” yaitu Soekarno, Moh, Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Mas Mansyur. Gerakan Putera ini juga diharapkan dapt menarik perhatian bansga Indonesia agar membantu Pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang dilakukan. Akan tetapi gerakan Putera ini ternyata menjadi bumerang bagi Jepang. Dikarenakan oleh anggota – anggota di Putera memiliki sifat Nasionalisme yang tinggi.
c. Pembela Tanah Air (PETA)
Tujuan dibentuknya Peta adalah untuk memenuhi kepentingan peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Keanggotaan Peta adalah pemuda – pemuda Indonesia yang di didik dan dilatih kemiliteran oleh pasukan Jepang. Karena peta terlalu bersifat Nasional dan dianggap sangat membahayakan kedudukan Jepang atas wilayah Indonesia, maka tahun 1994 Peta dibubarkan dan Jepang mendirikan organisasi lain yang bernama Perhimpunan Kebaktian Rakyat (Jawa Hokokai).
d. Perhimpunan Kebaktian Rakyat (Jawa Hokokai)
Berbeda dengan Putera, Jawa Hokokai dengan tegas dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah. Jika dalam Putera pucuk pimpinan diserahkan kepada golongan nasionalisme Indonesia, maka dalam Jawa Hokokai pada tingkat pusat dipegang langsung oleh gunseikan.
Keanggotan Jawa Hokokai terdiri atas bermacam – macam Hokokai sesuai dengan bidang profesinya, seperti berikut ini.
1) Guru bergabung dalam Kyoiku Hokokai (Kebaktian Para Pendidik).
2) Dokter bergabung dalam izi Hokokai (Kebaktian Para Dokter).
Jawa Hokokai juga mempunyai anggota – anggota istimewa yang terdiri dari sebagai berikut.
1) Fujinkai (Organisasi Wanita)
2) Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan)
3) Boei Engokai (Tata Usaha Pembantu Prajurit Peta dan Heiho).
4) Hokokai Perusahaan.
5. Dampak Pendudukan Jepang Dalam Berbagai Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia.
Penduduk Jepang dengan segala kekuasaan yang dijalankannya membawa dampak di berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia. Adapun dampak dari pendudukan jepang di Indonesia sebagai berikut :
a. Bidang Politik
Organisasi – organisasi tersebut dihapus dan diganti dengan organisasi buatan Jepang, sehingga kehidupan politik pada masa itu diatur oleh pemerintah Jepang, meskipun demikian masih terdapat beberapa organisasi politik yang terus berjuang menetang pendudukan Jepang.
b. Bidang Ekonomi
Tidak jauh berbeda dengan negara imperialisme lainnya, kedatangan Jepang ke Indonesia berlatar belakang masalah ekonomi, yaitu mencari daerah – daerah penghasil bahan mentah dan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan mencari tempat pemasaran hasil – hasil industrinya, sehingga Jepang mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda.
Hal – hal yang menyebabkan kemorosotan ekonomi pada masa pendudukan Jepang antara lain sebagai berikut :
1) Kewajiban menyerahkan hasil bumi kepada Jepang
2) Banyaknya penebangan / pembalakan hutan secara liar.
3) Kurangnya tenaga kerja petani karena banyak yang dijadikan romusha
4) Hewan – hewan yang berguna bagi pertanian banyak yang dipotong.
5) Para penyuluh pertanian bukan tenaga – tenaga ahli pertanian.
c. Bidang Pendidikan
Tujuan Jepang mengembangkan pendidikan dan memberi kesempatan keapda bangsa Indonesia untuk mengikuti pendidikan di sekolah – sekolah adalah untuk menarik simpati dan mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia dalam menghadapi lawan – lawannya dalam perang Pasifik. Adapun jenis – jenis sekolah pada waktu itu antara lain sebagai berikut.
1) Sekolah Umum, terdiri dari :
a) Sekolah rakyat, lama pendidikan 6 tahun ditambah juga sekolah dasar.
b) Sekolah menengah pertama, lama pendidikan 3 tahun, dan
c) Sekolah menengah tinggi, lama pendidikan 3 tahun.
2) Sekolah Guru terdiri dari :
a) Sekolah Guru, lama pendidikan 2 tahun.
b) Sekolah Guru, lama pendidikan 4 tahun, dan
c) Sekolah Guru, lama pendidikan 6 tahun.
Para pelajar harus menghormati budaya pengumpulan bahn – bahan untuk perang, penanaman bahan makanan, memperbaiki jalan, dan membersihkan asrama.
d. Penggunaan Bahasa Indonesia
Menurut Prof. Dr. A. Teeuw seorang ahli bahasa Indonesia berkebangsaan Belanda, menyatakan bahwa tahun 1942 merupakan tahun bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena pada waktu itu bahasa Belanda dilarang digunakan dan diganti dengan bahasa Indonesia bahkan awal tahun 1943 seluruh 1943 seluruh tulisan yang berbahasa Belanda dihapus dan diganti dengan tulisan berbahasa Indonesia.
Untuk semakin memantapkan perkembangan Bahasa Indonesia, maka pada tanggal 20 Oktober 1943 atas desakan – desakan beberapa tokoh Indonesia didirikan. Komisi Penyempurnaan Bahasa Indonesia yang susunan anggotanya sebagai berikut :
Ketua : Mori (Kepala Kantor Pengajaran)
Wakil Ketua : Iciki
Penulis : Mr. R. Suwandi
Penulis Ahli : Mr. Sutan Takdir Alisyahbbana
Tugas komisi tersebut menetapkan istilah – istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa sesuai dengan ketentuan satu kata – kata umum. Sampai pada akhir pendudukan Jepang telah berhasil ditetapkan sekitar 7.000 istilah.
e. Bidang Budaya
Perkembangan bahasa Indonesia mendorong berkembannya budaya sastra. Untuk mengawasi perkembangan karya sastra agar tidak menyimpang dengan kebutuhan Jepang maka pada tanggal 1 April 1943 didirikan pusat kebudayaan di Jakarta yang dinamakan Keimin Bunka Shidosho.
f. Bidang Sosial
Pada masa Pendudukan Jepang, kehidupan sosial masyarakat Indonesia sangat memprrihatinkan. Penderitaan rakyat semakin bertambah dikarenakan sehgala kegiatan rakyat dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi musuh – musuhnya. Terlebih lagi rakyat banyak yang dijadikan romusha (kerja paksa), sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan dan penyakit.
g. Bidang Bikorasi
Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia dipegang oleh kalangan Militer, yaitu dari angkatan darat (rikugun) dan angkatan laut (kaigun). Misalnya, jabatan gubenur dan wali kota di beberapa tempat yang dipegang oleh orang Belanda. Meskipun dalam pelaksanaannya masihg di bawah pengawasan militer Jepang.
h. Bidang Militer
Dalam bidang militer dan pertanahan, bangsa Indoneisa banyak memperoleh keuntungan dengan didirikannya organisasi militer, seperti Peta (Pembela Tanah Air) dan Heiho (Pembantu Prajurit Jepang). Pada tanggal 7 September 1943, Gatot Mangkupraja mengirim surat permohonan kepada gueseikan supaya dibentuk tentara yang anggotanya orang – orang Indonesia.
Di dalam kesatuan Peta dikenal pangkat – pangkat seperti daidanco (Komandan Batalion), cudanco (Komandan Kompi), scodanco (komandan peleton), bundanco (komandan regu), dan giyugun (prajurit sukarela).
Manfat yang diperoleh para pemuda Indonesia selama menjadi anggota Peta adalh memperoleh kepercayaan diri dan kemampuannya untuk berjuang melawan kekuasan yang lebihkuat dan lebih terlatih.
6. Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia telah mengakibatkan penderitan rakyat yang kemudian mendorong rakyat untuk melakukan perlawanan. Berikut ini beberapa perlawanan pada masa pendudukan jepang.
a. Perlawanan di Aceh
Perlawanan di Aceh dipimpin seorang ulama muda yang bernama Teuku Abdul Jalil, usaha usaha Jepang untuk membujuknya tidak berhasil. Karena Teuku Abdul Jalil menyadari bahwa hal itu hanyalah taktik / siasat Jepang. Jepang mengadakan serangan dua kali ke Loksumawe tetapi selalu dapat digagalkan oleh rakyat. Barulah pada serangan yang ketiga, Jepang berhasil menaklukkan rakyat Aceh dan membakar sebuah masjid. Teuku Abdul Jalil tewas tertembak ketika sedangc melakukan Ibadah.
b. Perlawanan Rakyat di Singapara dan Indramayu
Masyarakat Singaprana Jawa Barat memiliki dasar kehidupan keagamaan dan kebangsaan yang kuat. Adanya upacara seikeriei benar – benar menyakitkan umat islam. Yang kemudian mendorong terjadinya perlawanan pada bulan Fenbruari 1944 dipimpin ileh Kiai Zainal Mustafa.
Di Indramayu juga muncul pahlawan rakyat dengan motif latar belaang di Desa idempet Kecamtan Lohbener, sebagai akibay dari cara pengambilan padi yang semena – mena oleh Jepang.
c. Perlawanan Peta di Blitar
Pada tanggal 14 Februari 1945 terjadi pemberontakan Peta di bawah pimpinan Supriyadi (Putra Bupati Blitar). Dalm memimpin perlawanan ini Supriyadi tidak sendirian tetapi dibantu oleh teman – temannya seperti Dr. Ismail, Suwondo. Perlawanan di Blitar ini benar – benar mengjutkan Jepang terus menerus mengalami kekalahan di dalam perang Asia Timur Raya dan Perang Pasifik.
Kemudian Jepang mengepung kedudukan Supriyadi, namun pasukan Supriyadi tetap mangadakan aksinya. Tetapi Jepang tidak kehilangan aka, Jepang melakukan suatu tipu muslihat dengan menyerukan agar para pejuang menyerah saja dan akan dijamin keselamatannya serta akan dipenuhi segala tuntutannya. Tipuan jepang tersebut ternyata berhasil dan akibatnya banyak anggota Peta yang menyerah. Pasukan Peta yang menyerah tidak luput dari hukuman mati seperti Ismail dan kawan – kawannya. Disamping itu, ada pula yang meninggal karena siksaan Jepang.