ARM, perusahaan di balik mayoritas mobile phone yang beredar saat ini, berencana untuk menghadirkan kemampuan multi threading pada chip mikroprosesornya.
Kemampuan multithreading tersebut diperkirakan akan mendongkrak performa mikroprosesor tersebut dan akan meningkatkan kinerja arsitektur ARM secara keseluruhan.
“Perusahaan sedang berusaha memasukkan kemampuan multithreading tergantung kebutuhan aplikasi yang dimilliki setiap segmen yang berbeda,” kata Kumaran Siva, Segment Marketing Manager ARM, di ajang konferensi Linley Tech Processor, seperti dikutip dari XbitLabs, 4 Oktober 2010.
Seperti diketahui, saat ini mikroprosesor berbasis arsitektur ARM digunakan untuk memperkuat perangkat hemat energi.
Sayangnya, chip berbasis ARM tidak memiliki sejumlah kelebihan milik mikroprosesor x86. Termasuk di antaranya adalah teknologi 64-bit yang membuat prosesor berbasis ARM tidak mampu mendukung DRAM berkapasitas lebih dari 4GB.
Akan tetapi, penambahan fitur mulithreading akan meningkatkan kemampuan prosesor ARM dibandingkan dengan kompetitornya. Di saat yang sama, ARM perlu meningkatkan kehadirannya di pasar desktop dan laptop untuk memastikan kelangsungan perusahaan di pasar global.
Dari penelitian terakhir, disimpulkan bahwa terdapat bongkahan es pernah hadir di planet Mars. Bukti-bukti yang ditemukan menunjukkan bahwa masa lalu terdapat samudera yang dingin di planet tersebut.
Sebelumnya ada dua kemungkinan bagaimana kondisi planet Mars di masa lalu. Pertama, permukaan di sana dingin dan kering. Kedua, Mars sempat memiliki kondisi hangat dan basah, yang memungkinkan planet itu punya danau-danau, laut, serta curah hujan untuk periode waktu yang panjang.
Kini, seperti dikutip dari Livescience, 4 Oktober 2010, peneliti menemukan bekas-bekas bongkahan es di planet Mars. Artinya, ada kemungkinan ketiga, seputar kondisi permukaan Mars di masa lalu, yakni dingin dan basah. Kondisi tersebut memungkinkan Mars punya samudera dan lautan yang sebagiannya diselimuti es dan gletser.
“Jika terdapat bongkahan es, kemungkinan besar di permukaan Mars pernah terdapat perairan dalam ukuran besar,” kata Alberto Fairen, peneliti dari SETI Institute and NASA Ames Research Center.
“Perairan tersebut bisa berukuran beberapa lautan lokal hingga samudera tunggal yang meliputi seluruh permukaan,” kata Fairen. “Dan perairan itu hadir secara terus menerus atau terbagi dalam beberapa periode,” ucapnya.
Fairen menyebutkan, tanda gerusan sepanjang 1 sampai 5 kilometer yang ditemukan di dataran utara dan cekungan Hellas juga bisa menjadi bukti akan adanya bongkahan es di masa lalu.
“Gerusan ini bisa diakibatkan oleh bagian dasar bongkahan es yang mengikis dasar samudera,” kata Fairen. “Ini merupakan bukti paling nyata tentang adanya bongkahan es tersebut,” ucapnya.